Selasa, 01 Agustus 2023

Anak Inggit Garnasih Dan Soekarno

Anak Inggit Garnasih dan Soekarno adalah dua tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang memiliki hubungan yang erat. Anak Inggit Garnasih merupakan seorang wartawan, aktivis, dan sahabat dekat Soekarno, yang dikenal sebagai bapak kemerdekaan Indonesia. Keduanya bertemu pada tahun 1929, ketika Soekarno sedang berada di kota Bandung untuk menghadiri sebuah konferensi. Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, Soekarno sebagai seorang intelektual dan Anak Inggit sebagai seorang jurnalis, keduanya memiliki pandangan yang sama tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Anak Inggit Garnasih lahir pada tanggal 21 Januari 1913 di Yogyakarta. Ia merupakan anak dari pasangan Raden Mas Sastroamidjojo dan Nyi Mas Sumitro. Ayahnya adalah seorang pejabat di lingkungan kerajaan Yogyakarta, sementara ibunya berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang terkenal. Anak Inggit menempuh pendidikan di sekolah Belanda di Yogyakarta dan kemudian melanjutkan studinya di sekolah menengah di Bandung. Setelah menyelesaikan sekolah, ia memutuskan untuk menekuni profesi sebagai jurnalis.

Di tahun 1933, Anak Inggit bergabung dengan majalah Pujangga Baru, yang dikenal sebagai majalah sastra dan seni yang sangat berpengaruh di Indonesia pada masa itu. Ia menulis beberapa artikel yang sangat kritis terhadap kolonialisme Belanda dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Pada tahun 1936, ia bertemu dengan Soekarno dan keduanya menjadi sahabat dekat.

Kedekatan Anak Inggit dan Soekarno bermula dari kesamaan pandangan mereka tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Keduanya sangat peduli terhadap nasib bangsa Indonesia yang saat itu masih dijajah oleh Belanda. Anak Inggit sering menulis artikel-artikel yang memotivasi rakyat untuk berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, sementara Soekarno dengan karismanya mampu memimpin gerakan nasionalis yang semakin kuat.

Pada masa penjajahan, Anak Inggit dan Soekarno berjuang bersama untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka sering berdiskusi tentang strategi perjuangan yang tepat untuk mencapai tujuan kemerdekaan. Anak Inggit terus memotivasi rakyat dengan tulisannya, sementara Soekarno dengan karismanya mampu mempersatukan berbagai kelompok nasionalis yang ada di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Anak Inggit dan Soekarno tetap menjalin hubungan yang erat. Anak Inggit menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) yang dipimpin oleh Soekarno. Ia juga aktif di organisasi perempuan dan menjadi anggota kelompok Seniman Indonesia Muda yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana.

Namun, pada